Kisah George


.



Aku dilahirkan dengan sifat mirip dengan papaku. Papaku, orangnya sangat keras tapi berhati lembut. Diam-diam aku mulai membandingkan sifat-sifatku dengannya. Dia orangnya cepat marah dan kalau marah dia bisa diam seribu bahasa. Jika ada orang yang menghinanya atau menyinggung perasaannya tak segan dia pasti membalasnya dengan lebih kasar dengan apa yang diperbuat orang tersebut. Jika dia sudah berlaku baik terhadap sahabatnya, dan sahabatnya itu berlaku sebaliknya tidak segan-segan orang tersebut di musuhinya alias kita tidak bisa bersahabat lagi. Sifat itu persis sama dengan yang aku punya. Mungkinkah itu genetic namanya? Atau apalah namanya, aku pikir kesamaan kelemahan itulah yang membuat aku merasa menjadi kembaran papaku.

Tidak gampang mengakui kelemahan itu pikirku. Aku sudah terbentuk seperti ini di dalam keluargaku. Karakterku tidak bisa berubah begitu saja. Dan aku tidak pernah merugikan orang lain pikirku. Jika ada orang yang baik kepadaku, aku pasti baik tapi jika orang berbuat jahat kepadaku, aku tidak peduli dan tidak mau tahu tentang orang tersebut. Istilahnya dalam kamusku mengampuni adalah kata langka dalam kamus hidupku. Satu kali aku membaca sebuah artikel yang sangat menyentuh hatiku dan membuatku berubah.

Pada suatu hari, hari itu begitu cerah sebab George, 15 thn diajak mamanya pergi ke stasiun untuk menjemput pamannya yang baru tiba dari Los Angeles. George dengan senang hati memakai bajunya yang terbaik, tidak lupa dia menyemir sepatunya supaya mengkilat. Paman John, selalu membawa buku kesukaan George. Itu yang di tunggu-tunggu oleh George. Setelah mereka siap mamanya mulai menyetir mobil butut mereka dan berkata, "George sesampainya di stasiun bisakah kamu menunggu di ruang tunggu dan jangan jauh-jauh dari tempat itu? Karena mama sering melihat anak-anak sebayamu suka berkelahi antar gang di stasiun. Jadi berhati-hatilah."

George tahu mamanya sangat kuatir karena memang akhir-akhir ini di televisi diberitakan bahwa ada perkelahian antar gang. Gang orang putih dan gang orang hitam. George sendiri tidak tahu pasti apa pokok masalah gang-gang itu sehingga mereka sering berkelahi. Tapi yang pasti George berdoa kepada Tuhan karena dia percaya Tuhan selalu menjaganya kemana pun dia dan mamanya pergi. Sejak papanya meninggal, mamanya selalu pergi bersamanya. Walaupun mamanya hanya seorang perawat di sebuah rumah sakit yang tidak terlalu terkenal tapi George merasa keluarga mereka selalu bahagia. George punya suatu keinginan jika dia sudah lulus dari universitas dan mendapat pekerjaan dengan gaji yang baik, dia akan membelikan mamanya rumah. Karena sekarang mereka hanya tinggal di sebuah apartemen kecil.

"George, George, kita sudah sampai panggil" mamanya membuyarkan lamunannya tentang masa depan. Mereka bergegas masuk ke stasiun. Orang-orang sudah mulai berdatangan untuk menjemput sanak saudara mereka. Kurang 20 menit lagi kereta yang ditumpangi pamannya akan tiba. Mamanya tiba-tiba menitipkan tas tangan berwarna hitam kepada George, sambil berkata "George mama mau ke toilet sebentar. Bisakah kamu duduk di sini sampai mama kembali?" George mengganggukan kepalanya tanda mengiyakan karena di dalam kepalanya dia masih penasaran serta menerka-nerka buku apakah gerangan yang akan dia dapatkan dari paman John.

Di toilet, Ross mengucap syukur kepada Tuhan, karena ada George permata hatinya. George adalah penghiburannya. Ross mencuci tangannya sambil tersenyum memandangi dirinya di depan cermin. Rambutnya sudah ada ubannya. Walaupun kulitmu hitam tapi senyummu manis. Itu kalimat yang sering diucapkan oleh papanya George. Jika Ross melihat wajah George dia selalu teringat akan almarhum, Mark. Mmm, Mark meninggal saat George berumur 8 thn. Mark ditembak oleh orang yang tidak dikenal. Sampai sekarang si penembak belum tertangkap. Ross tidak mau mengingat hal itu lagi karena dengan mengingat kejadian itu lagi berarti dia tidak mengampuni orang yang telah menembak Mark, suaminya.

Ross bergegas keluar dari toilet dan menuju tempat dimana George duduk. Sampai di tempat ruang tunggu, tidak didapatinya George. Kemana George, pikirnya sudah diperingatkan jangan kemana-mana masih saja anak itu tidak mendengarkan nasehatnya. Tak berapa jauh dari tempatnya berdiri, Ross melihat ada anak-anak seusia George kira-kira 5 orang sedang di borgol polisi. Mereka adalah anak-anak kulit putih, astaga ditangan mereka ada yang membawa senjata laras panjang serta pistol betulan.

Tiba-tiba Ross mulai pusing melihat begitu banyak kerumunan orang. Dan tiba-tiba dia melihat ada ambulance datang, dan ada sebuah tandu diturunkan, dan orang yang terbaring di atas tandu tersebut? Sepertinya ada orang yang mengalami kecelakaan pikirnya. Ross tidak jelas mengenalnya karena semakin banyak orang yang ada di sekitar tempat itu untuk melihat kejadian tersebut dari jarak dekat. Ross berlari kearah kerumunan orang-orang, dia berpikir pasti George ada di sekitar kerumunan orang-orang itu. Waktu dia mendekat jaraknya hanya 25 meter, Ross bisa melihat dengan jelas di atas tandu tersebut George, anak satu-satunya, terbujur kaku bermandikan darah. Yang diingatnya hanya dia pingsan setelah itu.

Tiba-tiba Ross terbangun di sebuah ruangan yang semuanya berwarna putih yang dia tahu pasti tempat ini adalah rumah sakit. Ada seorang polisi perempuan mendekatinya dan mengulurkan segelas air putih kepadanya. "Hai, saya Maria", dia memperkenalkan dirinya. "George, George" bisik Ross dengan pelan kepada polisi tersebut. Dia menggenggam tangan Ross dengan lembut sambil mengatakan, "Maafkan aku, anak ibu tidak bisa diselamatkan lagi. Dia mendapat 3 tembakan. Waktu kami bawa ke rumah sakit, dia masih sadar tapi setelah itu dia meninggal karena kehabisan darah." Ross tidak bisa berkata apa-apa lagi selain air matanya yang terus mengalir. Dalam diam Ross hanya berdoa meminta kekuatan kepada Tuhan. Ross harus belajar menerima kenyataan pahit. Ya, sangat pahit suami dan anaknya meninggal dengan cara yang sama yaitu dengan di tembak. Polisi mengindifikasi bahwa gang anak putihlah yang telah menembak George. Anak-anak tersebut mengira George adalah musuhnya karena George berkulit hitam.

Satu bulan kemudian Ross diperkenankan bertemu dengan anak-anak yang telah menembak George dan setelah itu dia mengadakan press conference. "Bapak-ibu sekalian saya berdiri di sini sebagai seorang ibu yang sangat mengasihi anak saya satu-satunya. Saya mendedikasikan hidup saya untuk anak saya. Berat ketika saya tahu dia telah pergi meninggalkan saya untuk selama-lamanya. Tapi di tempat saya berdiri, saya mau tegaskan, jangan ada lagi pertumpahan darah. Kehilangan orang yang paling kita kasihi itu sangat menyakitkan. Kepada orang yang telah menembak George dan semua keluarganya saya mau mengatakan bahwa saya tidak memiliki dendam sedikit pun. Saya telah mengampuni mereka. Seperti Yesus telah mengampuni dosa-dosa saya, demikian juga saya telah mengampuni kalian". Ross merelakan kematian George karena dia tahu George sudah ada di tempat yang nyaman bersama Bapa di Surga.

Kisah di atas mengubah cara berpikirku seratus persen tentang hal mengampuni. Jika ada orang yang berbuat jahat kepada kita, tetaplah mengasihi mereka. Karena kasih Allah tidak terbatas.

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.(Matius 6:14-15)
»»  READMORE...

Dia Selalu Ada


.


Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka.

Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk didewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan dibawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut dibawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, penutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetik pun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh di belakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip di pinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Bapa di sorga "begitu kejam" melepaskan anak-anakNya ke dalam dunia yang jahat ini.
Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti!
DIA setia,
DIA mengasihi kita,
dan DIA selalu ada bagi kita.

God Bless You 
»»  READMORE...

Sebelum Kamu Mengeluh


.
01]. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali

02]. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

03]. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.

04]. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

05]. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

06]. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

07]. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

08]. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan

09]. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

10]. Dan di saat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11]. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa...

12]. Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup!

Life is a gift
Live it
Enjoy it
Celebrate it
And fulfill it!

13]. Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu

14]. Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan

15]. Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya.

16]. It's true you don't know what you've got until it's gone, but it's also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!

»»  READMORE...